Nenekku
Senin kemarin, aku sedang bersiap2 menemui atasan cilik untuk melaporkan hasil pekerjaanku selama wiken sewaktu aku menerima sms dari sepupuku: "nenek meninggal". Aku hanya tercenung dan segera berdoa. Aku merasa, itulah yang terbaik untuk nenekku dari pihak ayah. Beliau sudah menolak untuk makan sejak sekitar dua tahun lalu. Dan kondisi beliau semakin parah sewaktu Ayah meninggal.
Tidak banyak yang kuingat mengenai nenekku ini, karena aku memang jarang bertemu dengan beliau. Aku mulai sering mengunjungi beliau sewaktu kuliah dan bekerja di kota yang sama dengan beliau tinggal. Sewaktu aku meninggalkan kotaku untuk melanjutkan pendidikan, nenek masih segar dan senang berbicara. Oleh karena itu, alangkah terkejutnya aku sewaktu pulang dari pendidikan dan mendapati nenek sudah sangat sangat pikun. Bahkan sudah tidak mengenali anak2nya lagi. Dalam waktu 3 tahun, nenek yang segar berubah drastis menjadi nenek yang layu dan sangat pikun.
Meskipun aku tidak terlalu mengenal nenekku ini, tapi aku akan selalu mengingat beliau sebagai nenek yang hebat. Coba, mana ada cucu yang ketemu neneknya di gunung? Jarang kan? Sejauh pengetahuan saya, hanya cucu inilah yang bertemu dengan neneknya sewaktu sedang berjalan2 ke gunung. Bayangkan keterkejutan saya sewaktu sedang mendaki dan bertemu dengan serombongan orang tua, tiba2 salah seorang tua itu menyapa: "Mari!"
Aku yang tidak membayangkan ada orang tua yang memanggil tentu saja heran dan menengok. Ternyata..... nenek toh..... Dan nenekku dengan tenangnya bercerita ke teman2nya: "Iya, ini cucu saya."
Kalo nenek yang jalan ke gunung dan cerita ketemu cucunya kan keren. Nah, cucunya harus cerita apa ke teman2nya sewaktu ditanya? "Iya, itu nenek saya. Saya juga ga nyangka bakal ketemu di sini." Jujur aja deh, habis mo gimana lagi....
Sosok nenek pendaki gununglah yang aku akan ingat, bukan sosok nenek yang rapuh dan layu dimakan usia.
Buat Enin tercinta yang sudah tenang di sana
2 Comments:
RINA, TURUT BERDUKA ATAS KEPERGIAN NENEKMU, WALAU AKU BELUM KETEMU BELIAU. AKU TAHU PRASAANMU GIMANA BAB AKU JUGA KEHILANGAN MBAH PUTRIKU SAAT AKU DI AUCKLAND DULU,DAN CUMA BISA TERMENUNG MENDAPAT BERITA ITU VIA TELEPHONE.SMOGA BELIAU MENDPTKAN KETENANGAMN DISISINYA. AMIEN
Neng, ikut berduka cita atas berpulangnya Nin Cisaga ke sorga. Semoga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran dalam menjalani saat sulit ini. Saya inget, jaman kuliah dulu sering ikut main ke rumah nenekmu, dan saya inget juga pernah ketemu Nin saat kita jalan2 ke Garut! beliau itu sangat aktif dan kuat yaa...
Post a Comment
<< Home