Tidak Peduli?
Hari yang cerah ini seharusnya dipergunakan untuk berjalan2 atau berjemur matahari. Tapi hari ini kuhabiskan untuk bekerja karena menurut aku dan bosku, aku terlalu lambat. Namun, saat sedang bekerja, banyak gangguan yang datang. Entah itu kolegaku atau pun bos kecil. Kalau kolegaku dan bos kecil sedang diskusi, aku ikut mendengarkan. Karena kupikir toh itu adalah bagian dari pekerjaanku itu juga. Tapi semakin aku mengikuti diskusi mereka aku semakin bingung karena sebenarnya aku tidak melihat adanya masalah dalam pekerjaan itu. Pikirku karena itu pekerjaan kami, seharusnya bagaimana cara menerjemahkan hasil pekerjaan adalah tugas kami. Tapi kolegaku selalu membawa hasil pekerjaan kepada bos. Dan kemudian yang terjadi adalah monolog, kalau boleh pinjam istilah Kinoy, antara bos kecil dengan kolegaku atau kami (kadang2); bukan dialog. Kupikir daripada membuang waktu mendengarkan monolog yang tidak jelas ujungnya buat saya, lebih baik aku meneruskan tugasku yang terbengkalai (terutama setelah belanja hari senin lalu). Bukan berarti aku tidak memikirkan pekerjaan itu atau sama sekali tidak peduli, tapi aku ingin mengerjakannya dengan tenang tanpa harus grasak-grusuk seperti mereka.
Oleh karena itu kuputuskan untuk mendedikasikan sore hari ini untuk mengerjakannya. Tapi apa yang kudapat sewaktu berdiskusi dengan kolegaku? Sewaktu aku bilang "kapanpun itu bisa dikerjakan"; dia menjawab: "Ya, karena itu dataku" dengan sinis. Padahal maksudku adalah kami masih punya cukup waktu untuk mengerjakannya. Well, kalau sebelumnya aku masih tidak yakin berapa rendah pandangan dia mengenai diriku, sekarang aku tahu. That makes two of them: bos kecil dan dia. Ada lagi yang mau daftar?
0 Comments:
Post a Comment
<< Home