Wednesday, September 13, 2006

Ribut

Cuaca kota ini pada minggu yang lalu cukup tidak ramah. Hujan dan angin yang cukup kencang terjadi setiap hari. Perbedaan suhu udara cukup tajam bagi orang dari daerah tropis. Cuaca seperti itu sebenarnya hanya bagus untuk tidur. Tapi apa daya, pekerjaan menanti. Sehingga setiap pagi merupakan perjuangan untuk bangun dan memulai perjalanan menuju universitas.

Dalam kondisi cuaca berangin kencang itulah saya menunggu bis di depan stasiun utama menuju asrama. Sewaktu menunggu bis, terdengar orang berbicara dengan suara keras. Sesuatu yang jarang terjadi di sini. Tapi waktu itu saya pikir itu suara orang mabuk. Jadi saya tidak terlalu memikirkannya.

Saat bis datang, rasa penasaran membuat saya menengok ke arah suara2 itu berasal. Tampaklah seorang kulit hitam sedang bertengkar dengan seorang kulit putih. Orang kulit hitam itu kemudian pergi ke satu sisi, dan orang kulit putih itu dibawa ke tempat teman2nya berkumpul oleh dua orang kawannya. Saya merasa senang karena kedua temannya itu berhasil mencegah perkelahian.

Saat bule itu sudah berkumpul dengan teman2nya, salah seorang kawan yang menahannya mengambil botol bir dari dekat si bule dan membuang isinya. Saya pikir: bagus, jangan biarkan dia minum lagi.

Saat pikiran baik itu terlintas, sang kawan memecahkan botol bir dan memberikannya kepada si bule. Astaghfirullah....... terus terang aku panik. Tapi juga bingung tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Saat aku mencemaskan nasib lawannya si bule, terdengar suara sirine. Dua mobil polisi terlihat mendekat dengan cepat ke arah stasiun. Alhamdulillah...... keributan tidak terjadi.

Satu lagi persamaan negara ini dengan tanah tumpah darah: yang namanya tukang berkelahi mah dimana2 ada.....

2 Comments:

At 10/11/2006 7:51 PM, Blogger miraykemuning said...

yang berkelahi emang di mana-mana. Tapi gesitnya polisi yang gak dimana-mana ya!
syukur kamu gak disuguhin baku hantam yang mengerikan bu!

 
At 10/18/2006 1:10 AM, Blogger marpuah said...

hmm.. bisa jadi memang karena kegesitan polisi. dan juga kegesitan orang yang lapor kejadian itu ke polisi. kalo di tanah tumpah darah mungkin kesadaran untuk langsung lapor ke polisi juga kurang kali ya.....

 

Post a Comment

<< Home