"Bunyi"
"Bunyi" diartikan sebagai "suara yang bisa didengar" atau padanan dalam Bahasa Inggrisnya adalah: 1. sound, noise; atau 2. content. Oleh karena itu dalam kalimat: "Peluit berbunyi nyaring", "bunyi" di sini berarti suara atau sound atau noise yang dihasilkan oleh peluit tersebut. Namun apa artinya "bunyi" dalam kalimat: "Seharusnya kamu bisa bunyi" yang ditujukan oleh si A kepada si B?
Sebenarnya, itu adalah kalimat yang ditujukan oleh seorang teman kuliah kepada saya setelah lama tidak berjumpa. Jika pertanyaan itu ditujukan pada Marpuah setahun yang lalu, mungkin aku akan marah-marah dan kemudian pergi meninggalkannya begitu saja. Tetapi, banyak hal yang terjadi dalam setahun ini, sehingga jawaban yang saya berikan hanyalah: "Seandainya saya berbunyi, apakah saya harus memberitahu kamu? Dunia kita sudah berbeda."
Mungkin jawaban itu terdengar sinis bagi orang2 yang tidak mengenal saya. Tapi bagi teman2 yang mengenal saya cukup dekat, mereka memberi saya aplause dan sangat setuju dengan jawaban itu (bukan begitu kawan2? :D). Kenapa saya menjawab seperti itu terhadap sebuah pertanyaan yang "menantang"?
Alasan yang utama adalah karena dalam pertanyaan terkandung berbagai nilai yang sudah sangat berbeda dengan saya, terutama ukuran kesuksesan. Bagi teman saya itu, ukuran kesuksesan adalah jika orang seusia saya atau lebih muda lagi bisa menghasilkan uang milyaran, atau jika dia berani membuka usaha sendiri dan tidak menjadi "orang gajian". Saya pikir itu adalah pandangan yang wajar untuk orang yang berkecimpung di dunia bisnis, tapi tidak wajar untuk orang yang berkecimpung di dunia riset seperti beberapa teman saya yang lain. Bagi mereka, ukuran kesuksesan adalah jika mereka berhasil menulis di jurnal internasional atau artikel mereka disitir oleh orang lain. Sedangkan bagi teman yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, maka ukuran kesuksesan adalah jika ia berhasil mendidik anak2nya menjadi anak yang baik dan berbudi serta menjadi pendukung setia suaminya.
Tapi menurut saya adalah tidak adil menilai "bunyi" orang lain dengan ukuran kesuksesan kita, karena belum tentu apa yang menurut kita penting juga penting menurut orang lain. Oleh karena itu, saya tidak suka saat teman saya menilai bahwa saya tidak sukses secara materi, karena memang bukan itu yang saya cari. Akhirnya, pengalaman ini kembali mengingatkan saya bahwa setiap kepala mempunyai pola pikir yang berbeda. Maka, saya juga bisa menerima kalau ada di antara pembaca yang tidak setuju dengan pikiran saya ini. Namun berhubung yang membaca blog ini hanyalah teman2 yang seide, saya yakin kalau kalian bakal seide dengan saya :D
2 Comments:
well, ukuran kesuksesan seseorang dlm hidup, kalau menurutku ya...bagaimana orang itu bisa berdamai dengan dirinya sendiri dan menikmati hidupnya..entah itu sbg orang gajian seperti kita2 ini hihi..atau petani di lereng gunung, nelayan di pesisir pantai...
btw, siapa sih yg bilang gitu Neng? :D
itu dia yang sebenarnya mau saya kasih tahu ke teman kuliah itu. tapi saya pikir nggak usah bilang terang2an gitu, pasti seharusnya dia udah ngerti dong....
aku yakin, mbak pasti tahu orangnya. kalo penasaran, tanya aja kinoy atau miray ;)
Post a Comment
<< Home