Tuesday, May 17, 2005

Tembok Besar

Salah satu cita-cita saya sewaktu kecil adalah mengunjungi Tembok Besar di Cina. Bagi saya, Tembok Besar adalah tempat pertemuan putra tunggal Pengemis Tangan Beracun dengan keponakan bekas kekasih ayahnya. Pada pertemuan itu, si pengemis cilik mendengarkan permainan kecapi (?) yang mendorongnya untuk memainkan pedangnya sesuai dengan irama kecapi. Pada saat membaca adegan itu, Tembok Besar dalam bayangan saya merupakan tembok panjang yang kadang datar, kadang mendaki dan dipenuhi oleh tangga.

Tembok Besar dalam bayangan saya juga merupakan dinding pemisah daerah gurun dan daerah yang lebih subur di selatan. Saya membayangkan bahwa para pendekar dari gurun harus melewati penjagaan yang ketat sebelum bisa masuk ke wilayah kerajaan. Bayangan saya ternyata sesuai dengan imajinasi para pembuat film kungfu.

Beberapa waktu yang lalu saya beruntung dapat mengunjungi tembok legendaris itu. Saya datang pada saat musim gugur mulai menjelang. Bagian tembok yang saya kunjungi adalah bagian yang terdekat dengan Beijing. Daerah ini bisa dikunjungi dengan mengendarai mobil selama kurang lebih 1 jam dari Beijing.

Bunga-bunga berwarna jingga memenuhi perbukitan di sekitar Tembok Besar dengan beberapa pepohonan besar di sana sini. Saya gagal membayangkan para pendekar menuruni perbukitan di sekitar Tembok Besar untuk datang ke ibukota karena bukit dengan pepohonan rimbun terdekat--tempat pendekar biasa berdiam--berada puluhan kilometer dari menara tersebut. Yang terlihat jelas di sana sini hanyalah perbukitan batu yang ditutupi oleh semak dan pepohonan berdaun aneka warna, mulai dari jingga hingga hijau.

Saya pun gagal membayangkan bagaimana putra Pengemis Beracun Kim Si Ih bermain pedang diiringi suara kecapi. Kenapa? Karena bagian datar dari Tembok Besar hanyalah bagian dekat menara, yang biasanya dibangun di puncak bukit. Sedangkan penghubung antar menara bukan merupakan anak tangga, tetapi merupakan jalan licin yang menurun dan menanjak. Dan imajinasi dan pengetahuan saya sangat terbatas sehingga saya tidak bisa membayangkan sesorang bermain pedang di jalan dengan kemiringan lebih dari 30 derajat. Why bother anyway. It's just fiction.

10 Comments:

At 5/16/2005 7:29 PM, Blogger Unknown said...

lho aku kok nggak pernah mbayangin tembok besar itu datar...bayanganku ya naik turun sesuai dengan kontur yg dilewati tembok itu.

para pendekar kan emang sering jalan2 di tembok itu, sambil nyanyi2 kecil, menikmati udara pagi. tiba2 dihadang orang2 kasar hihihi...khan emang org yg tinggal diluar tembok besar, biasanya galak2 :D

mau dikirim kho ping hoo neng?

 
At 5/17/2005 10:48 AM, Blogger marpuah said...

kalo cuma jalan2 menikmati udara pagi ya masih kebayang mbak, biarpun konturnya naik turun tanpa anak tangga. lha ini, main pedang diiringi suara kecapi. buat nanjak aja susah, apalagi loncat2an mainin jurus pedang.... hhhh.. kalo beneran ada yang bisa gitu saya pengen lihat....

tapi aku pernah lihat di tv cina peragaan kungfu yang kayak di film2: ngeluarin jurus di wuwungan dsb gitu lho....

 
At 5/17/2005 12:55 PM, Anonymous Anonymous said...

lha apa sih yg nggak bisa dilakukan sama pendekar? selama ginkang mereka jago, kayaknya mah gak masalah...bahkan mereka bisa nangkring dipuncak pohon diranting yg kecil tanpa rantingnya bergoyang...hehehe...

ini bayangan orang yg belum pernah lihat tembok besar secara langsung lho :D

siberia

 
At 5/18/2005 4:03 PM, Anonymous Anonymous said...

cerita dunia persilatan emang akhirnya menyisakan kekaguman pada kehebatan jago silatnya ya....

saya pengen juga liat tembok Cina...kapan yaa????

mbak Ria, mau dong kho ping ho nya...

 
At 5/18/2005 5:47 PM, Blogger marpuah said...

kalo referensinya cerita silat emang susah, mbak :) buat nanjaknya aja udah ampun2an, apalagi bersilat pedang sambil diiringi alunan kecapi. mending dengerin alunan kecapi sambil makan di pesta pernikahan *ngaco*

aku minta yang seri bangau putih mbak. seingat saya tan sin hong kan dibesarkan di gurun di luar tembok ya.

makanya miray usahain kerjasama dengan orang cina biar bisa ke sana :) btw, aku tetap belum bisa meng-attach gambar nih. gimana dong.

 
At 5/18/2005 8:53 PM, Anonymous Anonymous said...

doain biar bulan proposalnya berhasil, biar bisa memulai kerja sama dgn shanghai....kan bisa sekalian ngeliat 'pendekar' yang selama ini kamu bangga-banggain di sana....he he he.

 
At 5/19/2005 11:37 AM, Anonymous Anonymous said...

neng, bukannya 'pendekar' itu udah tenggelam dilaut, dimakan hiu, trus hiunya di makan ikan paus, pausnya di makan manusia :D

nanti ya kho ping hoo aku aku kirim.

siberia

 
At 5/19/2005 9:14 PM, Blogger marpuah said...

iya dia emang udah kutenggelamkan di laut, tapi kalo butuh sewaktu2 bisa diambil lagi kok :)) lagian aku yakin, miray juga pasti bakalan terpesona deh

makasih banyak mbak. aku tunggu ya. kalo bisa yang mengenai bangau merah dan sesudahnya (judulnya tangan sakti kalo ga salah).

 
At 5/20/2005 6:46 PM, Anonymous Anonymous said...

terpesona? sama pendekar shanghai? nein danke deh. Gimana mau terpesona kalo sang pendekar tidak memberikan tanda2 untuk dipesonai.

Mbak Ria, makasih buat KPH-nya.

 
At 5/20/2005 7:03 PM, Blogger marpuah said...

namanya juga berandai2 :D nggak usah terlalu serius.

makasih buat KPH nya mbak

 

Post a Comment

<< Home