Saturday, July 14, 2007

bola 11 dan 9

ada pepatah yang paling terkenal di negeri tercinta: keledai tidak akan terjatuh untuk kedua kalinya di lubang yang sama.

well, sepertinya aku lebih parah dari keledai. kenapa? karena aku nyaris melakukan kesalahan yang sama seperti waktu masih muda.

dulu, waktu kuliah, ada kakak kelas yang pendekatan ke teman sekelasku dengan cara tidak langsung. kalau menurut istilah seorang kawan, ibaratnya si kakak kelas main bilyar dan berusaha menembak bola 11 secara tidak langsung dengan mengenai bola 9 dulu. yang jadi permasalahan sekarang adalah si bola 9 ini juga manusia (bukannya cuma rocker aja yang manusia) berjenis kelamin perempuan yang masih culun dan lagi beger2nya. kebayang dong ge-er nya si bola 9 ini didekati sama si kakak kelas. pake dikasih bunga (rumput). udah gitu kalo ngumpul2, kakak kelas ini suka nyanyi pake gitar sambil menatap saya. siapa yang ga ge-er.

eniwei, seiring dengan berjalannya waktu, ketahuan lah bahwa si kakak kelas ini ternyata maunya nembak temanku sendiri. patah hati lah daku. pengalaman ini menjadi pelajaran pahit buat saya dalam perjalanan berikutnya.

sayangnya, setelah sekian lama, pengalaman itu sedikit terlupa. baru teringat lagi beberapa hari yang lalu sewaktu melihat si ujang dengan seorang rekan. ujangnya sih ga papa, tapi kenapa rekan yang manis ini jadi salah tingkah waktu kepergok berduaan dengan ujang?

pencerahan datang dengan tiba2 dan skenario lama bola 9 dan bola 11 langsung melintas. mungkin akan ada yang berpikir bahwa saya kemudian akan merasa sedih? salah sekali. karena reaksi saya yang pertama adalah merasa bersalah menghalangi perjalanan bola 11 alias si eneng manis. akhirnya sepanjang sore itu, saya hanya bisa meminta maaf kepada si ujang dan eneng manis itu di dalam hati. maafkan kebodohan saya yang ke ge-er an. maafkan saya yang bertingkah seenaknya. maafkan saya yang membuat eneng jadi salting. maafkan, maafkan, maafkan.....

setelah minta maaf dalam hati, perasaan sudah cukup lega. tapi jujur saja, hati belum siap untuk 'konfrontasi' berikutnya. well, siap ga siap harus siap, tadi siang dihadapkan dengan mereka berdua lagi yang bersiap2 untuk makan siang bareng. sekali lagi si eneng manis menunjukkan ke-salting-annya. bikin aku tambah heran. kenapa juga harus salting ma saya? aneh. kalaupun dia tahu saya suka ma si ujang, kenapa dia yang harus salting? tambah bingung. kalau aku di posisi dia sih, aku ga bakalan salting.

paling tidak, aku segera sadar mengenai fungsiku sebagai bola 9 sebelum berlarut2. jelas dong saya menolak jadi bola 9 lagi. so, aku kembali ga pedulian ma si ujang. dan seperti biasa, si ujang lah yang mulai selalu menjelaskan semua sikapnya sekarang ke saya. who cares? i'm beyond caring now, jang.



akhir minggu yang cerah.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home