Saturday, October 15, 2005

Paidul, Juminten dan aku

Bergabung melakukan penelitian dengan kapal asing adalah cita2ku sejak dulu meskipun aku bukan seorang spesialis. Oleh karena itu saat seorang kolega bercerita bahwa ia diundang seorang peneliti asing untuk melakukan penelitian dengan kapal asing, tanpa malu2 aku menawarkan diri untuk “menemani”nya. Maka, berangkatlah kami ke negara tetangga untuk melakukan penelitian hingga ke Indonesia.

Sebelum berangkat, sudah barang tentu aku memberikan pengumuman kepada teman2ku mengenai keberangkatanku. Kebetulan, dua dari peneliti asing yang akan bergabung dengan tim bekerja di tempat yang sama dengan dua orang kawanku. Salah satunya, Paidul, merupakan orang yang selalu dibicarakan oleh salah seorang teman, Juminten. Menurut Juminten, Paidul itu “ndesit”, nggak ngerti apa2, nggak bisa bahasa Inggris, kuper dan lain sebagainya. Maka saya bersiap2 bertemu Paidul dengan image dia sebagai “londo ndesit”.

Kami tiba di tempat keberangkatan sehari sebelum kapal bertolak menuju tempat survey. Kami langsung menuju kapal untuk beristirahat dan kemudian menggunakan waktu untuk berkeliling kota pelabuhan tersebut. Keesokan harinya, saat kapal berangkat, kami pergi ke dek kapak untuk melihat pemandangan kota pelabuhan dari laut. Saat di dek itulah untuk pertama kalinya aku bertemu Paidul.

Kesan pertama saya adalah beda tinggi badan yang terlalu jauh dengan kawan karibku itu. Selain itu, saya merasa Bahasa Inggrisnya sangat bagus. Penjelasan terbaik untuk itu adalah mungkin kemampuan bahasa teman saya yang kurang bagus. Kemudian, masih menurut Juminten, selera musik Paidul payah. Kenyataannya, selama giliran kerja, saya sangat beruntung karena Paidul bersedia meminjamkan komputernya yang berisi lagu2 Robbie Williams. Meskipun saya dan rekan2 satu tim kerja harus mendengar lagu itu dua hari berturut2, kami masih lebih menyukainya dibandingkan lagu rakyat setempat yang diputarkan oleh kepala tim. Karenanya saya kembali mempertanyakan penilaian Juminten terhadap Paidul.

Masalah “ndesit”, saya tidak terlalu mengerti dimana sisi “ndesit”nya Paidul. Namun setelah lama berteman dengan Juminten, saya memahami keterbatasannya dalam berekspresi mengungkapkan perasaannya *walaupun dia seorang penulis yang baik* Jadi, sekali lagi, aku terbingung2 mencoba mencocokkan image Paidul dengan kenyataan yang ada di depan mata. Namun secara pribadi, harus saya akui, bahwa ada beberapa sisi Paidul yang kurang cocok dengan saya. Oleh karena itu hingga sekarang saya masih mencoba me-reka2 sisi mana dari Paidul yang membuat Juminten tergila2.

Tapi dari semua benturan antara image dan kenyataan, ada satu cerita Paidul yang akan selalu saya ingat: “kalau saya bicara dengan Juminten, kadang2 keluar kata2 yang saya tidak mengerti karena itu bukan Bahasa Inggris ataupun Bahasa Jerman.” Kolega saya dengan tenang berkomentar: “Itu pasti Bahasa Jawa.” Ternyata bukan kemampuan berbahasa Paidul yang terbatas, tapi karena Juminten yang di bawah sadar selalu menyelipkan kata2 Jawa dalam percakapannya dengan Paidul. Jangan2 selama ini Juminten tidak sadar kalau dirinyalah yang salah :D


September di Matahari

6 Comments:

At 10/14/2005 12:46 PM, Blogger Unknown said...

hahahaha...*cuma pengen ngakak aja..*

 
At 10/14/2005 3:50 PM, Blogger Kinoy said...

hahaha aku juga ngakak...

begitulah kalo kenal cuma 3 minggu...Pertama juminten pikir memang bhs inggris nya yg parah..tapi setelah lama2 dalam forum diskusi doktoran orang lebih ngelihat juminten daripada paidul ..dan juminten malah lebih dipercaya utk kasih introduction ke visiting student dari denmark oleh profesor..akhirnya jumiinten sadar..bukan bhs juminten yg kurang..mgkn paidul terlalu kurang smart menerima bhs juminten .. jadi perlu orang2 setingkat profesor atau postdoc kali ya utk bisa ngobrol dan mengerti dengan juminten kali ya hahaha

Tapi memang juminten suka kalau ada org mau belajar bhs native juminten..minimal bhs indonesialah..Bagaimanapun juminten memang selalu berusaha orang bisa berkata2 dalam bahasanya

ngomong2 kata 'ndesit' dari juminten seingat aku..tdk bisa diartikan secara praktis spt itu..

 
At 10/15/2005 11:59 AM, Blogger marpuah said...

harap juminten maklum kalau saya tidak bisa berbahasa asli juminten. makanya 'ndesit' saya terjemahkan sekenanya saja :D

 
At 10/15/2005 12:35 PM, Blogger Unknown said...

"ndesit" adalah kata2 favorit juminten :P. artinya macam2..tergantung gimana situasi hati juminten.

jadi ingat pernah YM-an/telpon sama juminten. spt biasa si mbakyu ini lagi marah2 dan mendesit2kan siapa aku lupa. dan setelah lama kita bicarakan masalahnya, ternyata si mbakyu juminten inilah yang ndesit :P

dan asli, aku sama juminten ngakak bareng..:D

 
At 10/16/2005 3:01 PM, Blogger marpuah said...

emang juminten tuh suka ndesit2in orang tanpa sadar kalo dia juga ndesit.. hahahaha.... walaupun harus saya akui kalo bahasanya paidul memang kadang2 aneh. masa' waktu aku kasih tahu kalo juminten lagi flu berat, dia bilang: 'that is not nice' ???? komentar apaan tuh....

 
At 10/20/2005 11:08 PM, Blogger Kinoy said...

hahaha..itulaahh makanya aku bilang jelek2 gitu bhs inggris juminten masih lebih yahud dari paidul..maksud paidul tuh mau bilang...I am so sorry hearing that..kan gitu to bhs inggrisnya kalo misal kita denger kabar buruk.....Banyak dehh cerita lucu soal paidul..semua org disini ketawa juga kok kalau denger komentar2 bhs inggris dia..tapi jelek2 gitu juminten tetep cinta kok sama paidul hahahaha..

 

Post a Comment

<< Home