Sunday, October 16, 2005

Matahari terbit di samudera

Waktu kecil, aku seperti anak lainnya, senang bermain di sekitar lingkungan rumah. Karena aku tumbuh di perumahan, maka lingkungan yang kukenal hanyalah hutan tembok dan jalan raya, yang beberapa kali setahun diselingi oleh banjir. Kalau sekarang orang ribut dengan banjir, maka sewaktu aku kecil banjir sudah merupakan hal yang biasa. Bukan hal aneh kalau pagi2 aku berangkat ke sekolah dengan rapi tapi sewaktu pulang ke rumah aku harus copot sepatu dan melangkah dengan hati2 karena jalan raya dan juga selokan besar yang ada di dekat rumah sudah tertutup oleh banjir. Sehingga bisa dikatakan kalau alam sekitar saya di masa kecil hanyalah berkisar pada rumah, sungai, jalan raya dan banjir. Oleh karena itu, sangat jarang saya memikirkan keindahan matahari terbit ataupun terbenam.

Waktu kecil, ayahku memberiku kamera mainan. Aku begitu senang, dan aku mengambil begitu banyak gambar teman2 sekolahku dengan menggunakan kamera itu. Meskipun mendiang ayah bukan fotografer atau hobi fotografi, tapi beliau sangat senang membeli barang elektronik, salah satunya adalah kamera. Maka tidak heran kalau aku sebagai anaknya punya kebiasaan memotret. Tapi karena aku hanyalah fotografer amatiran, maka hasil yang didapat juga hanyalah rekaman kegiatan aku dan teman2. Manusia memang merupakan obyek yang saya sukai, karena tanpa perlu memikirkan komposisi semuanya sudah dapat tertangkap dalam wajah seseorang. Bisa dikatakan saya sangat jarang memotret pemandangan alam. Kalaupun ada foto2 saya yang berkaitan dengan alam, maka itu saya ambil karena itu terkait dengan pekerjaan saya.

Saya ingat, beberapa tahun lalu, salah seorang kawan bercerita betapa sedihnya dia sewaktu kehilangan koleksi foto2 matahari terbitnya. Meskipun bersimpati padanya, tapi saya masih belum menyadari betapa indahnya saat2 matahari terbit menerangi semesta ini. Hingga bulan lalu, saat saya terapung2 di laut lepas, saat itulah saya baru menyadari keindahan matahari terbit. Saat yang paling saya sukai adalah saat matahari yang sudah terbit penuh masih berada di kaki langit dan menerangi bumi dengan cahaya merah keemasan. Saat itu adalah saat yang paling banyak saya abadikan dan menjadi koleksi foto matahari terbit di samudera.


Senja di gunung

4 Comments:

At 10/16/2005 7:32 PM, Blogger Unknown said...

wow..
foto-nya bagus neng.
matahari terbit diliat dari mana2 selalu bagus ya...
jadi pengen mengembara lagi :P

 
At 10/19/2005 11:53 AM, Blogger marpuah said...

bukan fotonya yang bagus, tapi mataharinya yang bagus mbak....
iya mbak, mengembaralah seperti angin :D

 
At 10/20/2005 11:11 PM, Blogger Kinoy said...

jadi ingat naik gunung guntur..maunya motret matahari terbit ..tapi kesiangan...gara2 ima yang nangis2 hahaha...

 
At 10/25/2005 8:34 AM, Blogger marpuah said...

jadi ingat kedinginan nunggu matahari terbit di pananjakan dari jam 4 pagi. untung ada bule ganteng yang bisa dikeceng hehehe

 

Post a Comment

<< Home